Namun media China menjelaskan roket tersebut sebagai kendaraan luar angkasa yang dapat digunakan kembali untuk kepentingan damai. Cuma fakta tidak bisa mengabaikan, rudal hipersonik mengorbit dunia dan menghantam dalam jarak 24 mil dari target yang dimaksudkan.
Kemampuan baru China itu terhapus dengan cepat di seluruh rencana pertahanan rudal Amerika, yang difokuskan pada ICBM gaya lama yang melengkung di atas Kutub Utara.
Seperti dilansir dari Daily Star, peluncuran China menetapkan panggung untuk penggunaan sistem pemboman orbital pecahan atau FOBS. Sebuah senjata yang sebentar masuk dan kemudian meninggalkan orbit tidak perlu mengikuti jalur Arktik konvensional. China menguji yang disimpulkan oleh beberapa analis sebagai Sistem Pengeboman Orbital Fraksional (FOBS). FOBS merupakan sebuah platform yang dapat menempatkan senjata, termasuk kendaraan luncur hipersonik, di orbit rendah Bumi kemudian menyerang target di bawah orbit.
“Bagaimana Tiongkok bisa bangkit bahkan melampaui Amerika Serikat (AS), salah satunya adalah penguasaan superkomputer, dimana Tiongkok memiliki 32% superkomputer di dunia dan menempati urutan pertama. Padahal saat 1997 lalu Tiongkok sama sekali belum memiliki superkomputer,” ujar Prabowo saat menghadiri acara MNC Forum LXX (70th), di iNews Tower, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023) malam.
HT Puji Prabowo Sosok Pemimpin Cerdas, Tegas dan Paham Masalah “Kenapa mereka (China) begitu cepat? Kalau kita lihat indikatornya sekarang, negara-negara yang punya superkomputer di dunia, Tiongkok tahun 2022 memiliki 162 superkomputer, AS 127 superkomputer, berarti Tiongkok sudah nyalip hampir signifikan. Jerman punya 34 superkomputer, Perancis 24 superkomputer, Inggris Raya 15 superkomputer,” sambungnya. Prabowo menjelaskan, superkomputer merupakan alat yang memungkinkan suatu negara menguasai teknologi yang canggih. Apalagi jika dibantu dengan artificial intelligent (AI).